Jika dilihat, tak ada yang aneh dengan sebuah taman kecil
di depan Fakultas IPS. Layaknya taman biasa, ditumbuhi Pohon Alpuket besar. Namun bagi JANTERA dan
mahasiswa Geografi pada umumnya, taman tersebut tak ubahnya sebagai tempat
berdiskusi, berkumpul, bermain, atau sekedar ruang tunggu jadwal kuliah
selanjutnya. Dan tanpa disadari munculah sebuah penamaan khusus (Toponimisasi):
DPR. Filosofinya sederhana, sesuai dengan pohon alpuket yang besar dan rindang
= DPR (Dibawah Pohon Rindang). Sebagian
narasumber berpendapat angkatan 2009 yang pertama kali mencetuskannya, sebagian
lagi menganggap nama tersebut muncul jauh sebelumnya. Entahlah.
Bagi mereka-mereka itu, DPR lebih dari sebuah taman. Sekali
waktu DPR dijadikan tempat berdiskusi, menunjukkan hakikat keMahasiswaan. Tapi
biasanya, diskusi tak berlangsung lama, karena mereka seringkali mentok tentang
bahan yang didiskusikan. Sebut saja diskusi tersebut “Diskusi serampangan” karena selalu mengedepankan Ego dan logika
pribadi, bukannya teori. Mentoknya diskusi biasanya membuat perut keroncongan.
Kalau sudah begitu, fungsi DPR akan berubah lagi: sebagai restoran. Liliwetan lalu makan bareng. peserta liliwetan akan dipungut biaya tiga ribu
rupiah. Menu andalannya tentu saja “padang
palsu” karena dana yang didapat dari hasil pungli tak mungkin cukup membeli “padang asli”.
Kalau sedang tak berduit, kadangkala mengamen jadi pilihan.
Mereka cari target yang mudah: mahasiswa Geografi juga, atau paling banter Mahasiswa atau Mahasiswi yang
sedang motokopi. Entah karena apa,
ada saja orang yang rela uangnya dipalak oleh pengamen-pengamen kacangan itu.
Kalau tidak uang, satu atau dua batang rokok pun tak jarang mereka dapatkan.
Apa yang paling sering dilakukan di DPR adalah SRT (Single
Rope Tekhnik) yaitu menaiki dan menuruni pohon Alpuket dengan satu tali. Hileud
alpuklet yang katanya “jahat”, tak jadi penghalang bagi mereka. Saking
seringnya, tak jarang alat dan tali tidak diclean, tidak dicopot dari pohon.
Alasannya: karena besok SRT lagi. alat dan tali pun menginap di DPR bersama
dengan sebagian orang yang menjaganya dari pencurian. Agar terkesan lebih
keren, alat kemping seperti kompor hingga tenda tak lupa mereka bawa.
Pokoknya banyak deh yang bisa dilakukan di DPR. Bagi
mereka, DPR is Amazing. Tempat mereka mengaktualisasi diri. Yang menjadikan Value Living mereka terus berjalan.
SRT
Bercanda
'Cafe'